Wilayah dengan hampir semua masyarakat pemeluk agama Hindu, sebuah pesantren berdiri tanpa adanya gangguan dari warga atas nama apapun
Merdeka.com, Tabanan - alam acara forum internasional Bali jadi model keberagaman yang terjalin selama ini di Indonesia. Salah satunya, Tabanan hadir menampilkan toleransi tanpa melihat perbedaan yang ada.
Diikuti 101 delegasi negara serta enam organisasi internasional. Sebagai tuan rumah pada acara Bali Democracy Forum (BDF) ke 9, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi mengunjungi Pondok Pesantren Bali Bina Insani di Kabupaten Tabanan, Bali, beberapa waktu lalu.
"Dalam pelaksanaan hari kedua BDF IX, kami mengajak para peserta berkunjung ke pondok ini untuk memperlihatkan di lapangan pada level masyarakat, bagaimana kebersamaan toleransi itu berjalan di masyarakat," ujarnya di Tabanan, Bali, Jumat (2/6).
Menurutnya, wilayah dengan hampir semua masyarakat pemeluk agama Hindu, sebuah pesantren berdiri tanpa adanya gangguan dari warga atas nama apapun itu jadi bukti nyata indahnya kebersamaan.
Malahan, Retno menambahkan tenaga pendidik melibatkan warga sekitar buat berkontribusi pada pengembangan santriwan dan santriwati. "Gurunya juga berasal dari latar belakang agama yang berbeda. Jadi, ini betul-betul satu contoh bagaimana perbedaan ini dirayakan, serta menjadi modal untuk membangun," kata dia.
Di kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Bali Bina Insani Ketut Jamal menambahkan selama ini pada pesantrennya terus diajarkan sebuah perbedaan menjadi anugerah tersendiri bagi manusia, sesuai ajaran Al-Quran.
"Di dalam Alquran bahwa manusia diciptakan untuk saling menyayangi. Di dalam al hadis juga seperti itu. Perbedaan bangsa dan negara sebuah karunia yang diberikan kepada kita. Pluralisme dan kebhinekaan adalah fakta di pondok ini," tutupnya.