Desa Pagi itu pun kini menjadi daya tarik sendiri sebagai daerah pariwisata dengan julukan kampung burung hantu
Merdeka.com, Tabanan - Misteri populasi burung hantu sangat mudah dijumpai Desa Pagi, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali. Kawanan burung yang jadi ikon di film Harry Potter itu kini jadi pemanis wisatawan yang menyukai pesona alam serta kawanan binatang bersayap.
Burung hantu selalu jadi ikon serta bagian hidup warga desa ditempuh satu jam perjalanan dari pusat kota Tabanan itu.
"Dari banyaknya burung hantu, kini desa ini mulai banyak dikenal warga baik dari Bali maupun luar Bali," kata seorang warga Desa Pagi, Made Jonita di Bali, Selasa (6/6).
Dari ceritanya, Keberadaan burung hantu di Desa Pagi tidak disengaja. Burung-burung itu datang ke sawah warga untuk memangsa tikus. Karena dirasa bermanfaat, warga pun mulai menangkarkan hewan nocturnal ini.
"Dibuatnya penangkaran ini dengan tujuan agar populasi burung hantu tidak punah dan mudah-mudahan bisa menjadi daya tarik pariwisata," tuturnya.
Dengan modal swadaya, warga di desa ini berusaha menangkar burung hantu secara mandiri. Hampir setahun berlalu, upaya warga sudah mulai menampakkan hasil.
"Seiring berjalannya waktu, Desa Pagi itu pun kini menjadi daya tarik sendiri sebagai daerah pariwisata dengan julukan kampung burung hantu," ujarnya.
Selain dari pertanian, kehadiran burung hantu ini diharapkan bisa memberikan manfaat lain yang lebih positif. Rasa bangga untuk membangun desa akan semakin muncul.
"Kalau berbicara daerah Pulau Dewata sendiri, edukasi wisata burung hantu ini adalah yang pertama di Bali. Mudah-mudahan dengan adanya tempat wisata ini ke depannya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa pagi ini," ucapnya.