Bantuan RIF merupakan bentuk kemitraan pemerintah Indonesia dengan pemerintah Kanada melalui NSLIC.
Merdeka.com, Tabanan - Kabupaten Tabanan terpilih sebagai satu dari enam Kabupaten di Indonesia yang menerima bantuan Program Responsive Innovation Fund (RIF). Program ini adalah proyek bantuan teknis senilai Rp 6 miliar dengan alokasi Rp 1 miliar untuk setiap kawasan.
Hal tersebut terungkap dalam penandatanganan perjanjian kerja sama Kemitraan Proyek Inovasi 6 Daerah Pilot RIF tahap pertama di Hotel Pullman, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (20/3).
Menjadi satu-satunya Kabupaten di Bali yang terpilih, Bupati Eka dalam kesempatan tersebut mengungkapkan rasa syukurnya dan ucapan terima kasih atas kesempatan yang diberikan sekaligus pengetahuan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki Pemkab Tabanan.
"Saya mengucapkan terimakasih telah diberikan kesempatan sekaligus pengetahuan tentang mengelola sumber daya yang kami miliki. Karena bentuk apapun program tersebut jika kita tidak siapkan SDM maupun pendanaannya maka suatu program tidak akan berjalan dengan sempurna. Kami sangat merespon baik program kerjasama ini dan kami telah menandatangani MoU kerjasama program RIF dalam pengembangan ekonomi lokal yang ada di Tabanan," ujar Eka.
Dijelaskannya pogram RIF merupakan program yang akan beroperasi selama tiga tahun untuk mendukung proyek-proyek yang ada di kabupaten terpilih. Pada tahun ini RIF telah memilih enam kabupaten yang lolos uji proposal inovatif yang telah diajukan.
"Pemkab Tabanan sendiri telah mengajukan program yang diberinama NIKOSAKI yaitu pengembangan sektor pertanian agribisnis nira, kopi, salak dan kelapa yang menjadi unggulan di Tabanan.
Bupati Eka menambahkan, selain itu, Pemkab Tabanan juga mengembangkan ekonomi inovatif melalui pengolahan hasil tani yang dimiliki.
"Tabanan memiliki program 1 desa 1 produk unggulan untuk itu kami akan terus melatih petani kita agar menjadi mandiri yang tentunya didukung oleh Bumdes yang kami miliki. Selain itu dalam pengolahan ada strategi yang meningkatkan ekonomi inovatif misalnya beras itu dijual tidak hanya dalam bentuk beras melainkan sudah diolah dalam bentuk lain seperti teh beras merah sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi," kata dia.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Tabanan Bali Ida Bagus Wiratmaja, menyampaikan dukungannya terhadap kerjasama tersebut. Dikatakannya program kerja sama ini merupakan dukungan diberikan agar kami dapat mengolola SDM dengan baik.
"Terutama dalam memberdayakan SDM kesetaraan gender seperti mengajarkan para wanita tani tidak hanya untuk mengolah sesuatu menjadi produk nilai tambah melainkan ktia juga akan membantu untuk menjamin pasarnya melalui Bundes sesuai bisnis plan kemudian dibeli oleh BumDa, sehingga kita bisa menyelesaikan seluruh permasalahan dari hulu ke hilirnya," Wiratmaja.
Sementara itu, Direktur DTTP Bappenas Sumedi Andono yang juga hadir dalam acara tersebut memberikan apresiasi kepada seluruh Pemerintah Daerah yang telah berhasil menjadi penerima bantuan Responsive Innovation Fund (RIF) tahap pertama.
"Pertemuan hari ini merupakan komitmen untuk membangun desa dari kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Kanada bersama Badan Pembangunan Nasional (Bapenas) dan setiap daerah pasti memiliki potensinya masing-masing untuk itu kita harus melatih kemampuan kita dalam membangun daerah bukan kerjasama dengan bantuan dana melainkan kerjasama untuk mengelola agar SDM menjadi lebih produktif dan mendukung keunggulan daerah sehingga menjadi unggulan yang kompetitif," jelas Sumedi.
Bantuan RIF merupakan bentuk kemitraan pemerintah Indonesia dengan pemerintah Kanada melalui National Support for Local Investment Climates (NSLIC) atau National Support for Enhanching Local and Regional Economic Development (NSELRED) yang diimplementasikan oleh CowaterSogema.