1. HOME
  2. SENI BUDAYA

Bupati Eka dukung sastrawan Tabanan di ajang ‘Poetry On The Road'

Hal ini merupakan sebuah wujud semangat kecintaan dan kebanggaan seorang warga Indonesia, dan juga Tabanan.

©2017 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Rabu, 31 Mei 2017 12:16

Merdeka.com, Tabanan - Sastrawan asal Tabanan I Gusti Putu Bawa Samar Gantang kembali mengharumkan nama Tabanan. Kali ini sastrawan yang juga seorang penyair tersebut akan mengikuti acara ‘Poetry On The Road’ yang berlangsung tanggal 7-12 Juni di Bremen, Jerman.

Dalam acara tersebut Samar Gantang akan membawakan kumpulan puisi modre dari buku ‘Satus Nemdasa’ yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dan Bahasa Inggris atas bantuan dana dari Pemerintah Kabupaten Tabanan. Sebelum mempersiapkan keberangkatannya ke Jerman pihaknya bertemu Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti untuk meminta restu dan mengucapkan terima kasih atas dukungan Bupati, Selasa (30/5) di ruang kerja Bupati Tabanan.

“Saya sangat berterimakasih kepada Bupati Tabanan karena telah memberikan dana untuk penerjemahkan karya sastra ini sehingga masyarakat di Jerman dan Inggris yang tidak mengerti bahasa Indonesia, khususnya Bahasa Bali dapat memahami dan mengerti tentang apa yang saya pentaskan nanti. Saya juga meminta dukungan dari Ibu Bupati Tabanan agar kegiatan yang kami ikuti di Jerman nanti dapat terlaksana
dengan baik,” ungkapnya.

Samar Gantang sudah menulis Puisi Modre sejak 1979 sampai sekarang. Sejak tahun lalu semua puisi modrenya sudah dikumpulkan dan tahun depan diharapkan akan terbit dalam satu buku kumpulan utuh. Sebanyak 160 halaman dari modre tersebut telah diterjemahkan dalam Bahasa Jerman dan Inggris dengan dana dari Pemerintah Kabupaten Tabanan berjudul 'Satus Nemdasa'.

“Modre adalah puisi khas bali yang diciptakan atas dasar 10 huruf suci Bali (dasaksara) yang dipakai untuk memuja kebesaran Tuhan. Dari sepuluh huruf itu dibuat kreasi puisi modre yang memiliki ciri khas: unik, spesifik, energik, penuh irama, kaya nuansa mistik dan religious. Berkat dana dari Pemkab Tabanan kami telah berhasil menerjemahkan buku ini ke dalam Bahasa Jerman dan Inggris” jelasnya.

Selain mengikuti acara tersebut Samar Gantang dirinya juga akan mengikuti dua event lainnya di Jerman, yakni ‘Hafen Lesung’ di Hamburg dan membacakan puisi di acara ‘Open Day’ di Pusat Kajian Manuscript di Universitas Hamburg. “Kota-kota lain yang akan menjadi tuan rumah pergelaran puisi Modre ini antara lain Bon (Bonn University), Koln, dan juga di Kota Eindhoven, Belanda dimana saya akan tampil
bersama pemerhati sastra di kota tersebut,” imbuhnya. Dirinya dijadwalkan melakukan lawatan sastra di beberapa kota di Jerman dan Belanda
tanggal 6 Juni-27 Juni.

Sementara itu Bupati Eka memberikan dukungan dan apresiasinya kepada Sastrawan asal Tabanan tersebut dalam mengenalkan sastra Indonesia khususnya Sastra Bali. ini merupakan sebuah wujud semangat kecintaan dan kebanggaan seorang warga Indonesia, dan juga Tabanan.

“Aktivitas diplomasi budaya yang dilakukan sastrawan kita patut dukung dan berikan apresiasi setinggi-tingginya. Kabupaten Tabanan dalam hal ini memberikan dukungan, puisi Modre adalah sebuah cermin ekspresi subkultur lokal bali yang berisi kekayaan dan kekentalan budaya dan seni yang diwariskan dari generasi tua Bali kuno sejak berates-ratus tahun lalu dan bisa dimaknai sebagai modal kekuatan budaya bangsa,”
ungkapnya.

Bupati Eka berharap semoga pengenalan dan pembacaan puisi modre Bali dalam acara ‘Poetry On The Road’ maupun event lainnya di Jerman dan Belanda nanti dapat membawa nama harum Indonesia khususnya Tabanan. “Semoga melalui pengenalan dan pembacaan puisi Modre Bali ini dapat ikut membawa kota Tabanan ke dunia yang lebih luas, dan karya itu sendiri turut menjaga kemanusiaan yang mencakup roh, kebangsaan dan harkat kebangsaan Indonesia,” ujarnya.

Sementara untuk buku lain yang rencananya akan diterbitkan tahun depan, Bupati Eka mengatakan pemerintah Tabanan akan senantiasa mendukung. “Pemerintah Kabupaten Tabanan akan berusaha membantu. Jadi buatkan proposal/usulannya sehingga nanti dapat kita bantu dengan. Biayanya harus jelas, khususnya di bidang pendistribusian, agar buku tersebut dapat mudah ditemukan oleh pembaca,” ungkapnya.

Bupati Eka menambahkan, ke depan pihaknya akan menyiapkan anggaran yang lebih besar dan diharapkan karya-karya seperti Puisi Modre ini nantinya bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat dalam pentas seni dan juga di Museum.

I Gusti Putu Bawa Samar Gantang lahir di Tabanan, 27 September 1949 ini sudah sejak muda aktif bergerak di bidang seni. Beberapa kegiatan sastra yang pernah ia ikuti antara lain adalah: Ubud Writers&Readers Festival (2005,2006,2007), Forum Penyair Internasional Indonesia (2012), Whats Poetry di Afrika Selatan, Festival HIFA di Zimbabwe (2013). Buku karyanya antara lain; Hujan Tengah malam (1974), Kumpulan Puisi Sagung Wah (2002), Kumpulan Cerpen Leak di Bukit Pecatu (2005), Novel Ketika Tuhan Menyapaku (2011), dan banyak lainnya.

Sejumlah penghargaan yang pernah diterimanya antara lain Penghargaan ITALART (Associazione Italiana Artistica Culturale), Piagam Karya Satya 20 tahun dari Presiden Abdul Rahman Wahid tahun 2000, Penghargaan Bahasa dan Sastra Bali CAKEPAN 2001, Anugerah Sastra Widya Pitaka tahun 2012, Penghargaan Dharma Widya Kusuma dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, dan penghargaan-penghargaan lainnya.

 

 

 

(NS)
  1. Seni Tabanan
KOMENTAR ANDA
TERPOPULER
Pariwisata