Mesuryak sendiri merupakan bagian dari ritual melepas leluhur agar mereka kembali ke tempatnya dengan bahagia.
Merdeka.com, Tabanan - Pesona alam Tabanan memang tak bisa dipungkiri lagi. Selain keindahan alamnya, tradisi unik juga menambah khas Tabanan dengan segala isinya. Biasanya masyarakat Tabanan khususnya warga Banjar Bongan Gede, Tabanan, Bali mereka memiliki tradisi yang unik, yakni membuang uang.
Dari tradisi unik itu, biasanya dilaksanakan saat merayakan Hari Raya Kuningan. Warga di Desa Bongan, Tabanan, melempar uang di jalan untuk diperebutkan warga. Tradisi tersebut dinamakan mesuryak. Tradisi ini dilaksanakan sebagai penutup rangkaian hari Raya Galungan dan Kuningan.
Dalam kepercayaannya pada hari raya biasanya ruh leluhur pulang ke rumahnya masing-masing. Mesuryak sendiri merupakan bagian dari ritual melepas leluhur agar mereka kembali ke tempatnya dengan bahagia. salah satu tokoh masyarakat setempat, Made Wiyawan mengatakan, mesuryak telah berlangsung secara turun temurun.
“Selain sebagai sarana pengantar leluhur kembali ke surga, tradisi ini
juga digelar sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan atas berkah rezeki dan keselamatan yang dilimpahkan kepada warga,” kata dia, Bali, Rabu (31/5).
Pada saat acara dilaksanakan warga biasanya mulai berhamburan guna memperebutkan uang kertas atau logam yang bakal dihamburkan warga lainnya
Uang itu, menurut warga, merupakan bekal bagi para leluhur dalam perjalanan ke surga.
Dalam ritual ini, cukup banyak uang yang dihamburkan. Bagi keluarga yang tergolong mampu, uang yang dilempar bisa mencapai puluhan juta rupiah dengan berbagai pecahan. Tak ayal, tua-muda, laki-laki dan perempuan, tumpah ruah berebut uang yang dilempar itu.
Namun, sebelum memulai tradisi ini, warga mengawalinya dengan menghaturkan sesajen di merajan (tempat sembahyang di rumah) masing-masing. Haturan sesajen ini kemudian dilanjutkan dengan melakukan persembahyangan di Pura Dalem dan Puseh setempat.