Ada 10 kecamatan yang didorong membuat program inovasi. Kecamatan Kerambitan adalah pemenangnya.
Merdeka.com, Tabanan - Taman Serasi telah mengubah wajah pelayanan publik Kabupaten Tabanan. Pelayanan yang terintegrasi digital pertama di Provinsi Bali. Hasilnya mempercepat birokrasi dan mencegah pungutan liar. Cepat dan efisien.
Wajah birokrasi yang lama dan rumit sudah tak ada. Semua sudah efisian. Mesin pintar di Taman Serasi membuat proses birokrasi panjang jadi pendek dan rumit jadi mudah. Dan pasti lebih cepat dibanding pelayanan manual.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti bercerita, ide Taman Serasi berawal dari sebuah kompetisi inovasi antar kecamatan (Intan). Ada 10 kecamatan yang didorong membuat program inovasi. Kecamatan Kerambitan adalah pemenangnya. Hebatnya lagi, inovasi Taman Serasi bukan produk luar, tapi program digital pertama hasil pemikiran masyarakat Tabanan.
Taman Serasi mengadopsi sistem kerja perbankan. Tak ada lagi antrean panjang. Teratur dan rapi. Simpel dan mudah. Masyarakat bisa mengurus perizinan melalui mesin sendiri. Bentuk mesinnya mirip mesin anjungan mandiri atau ATM. Bisa dibayangkan praktisnya bukan.
Caranya hanya memasukkan syarat-syarat ke dalam mesin layaknya transaksi di ATM. Hanya dengan ketikan jari, perizinan itu selesai. Tinggal dicetak, perizinan itu jadi. Masyarakat juga dimanjakan dengan cara lain. Jika tidak mau antre, bisa mengakses melalui aplikasi di ponsel pintar. Aplikasi ini bisa diunduh lewat ponsel android. Mengurus proses perizinan dan administrasi hanya dalam genggaman. Lompatan besar dalam sebuah pelayanan publik.
Keunggulan mesin pintar di Taman Serasi mampu melayani perizinan dan non perizinan. Database sudah terkoneksi antar instansi. Penerbitan Surat Izin Usaha Menengah Kecil IUMK misalnya. Izin buka warung, izin usaha salon, izin bengkel. Atau pelayanan non perizinan mencakup permohonan perekaman Kartu Tanda Penduduk (KTP), cetak Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), surat keterangan kematian, surat pindah antar kecamatan, surat keterangan tidak mampu, rekomendasi surat keterangan catatan kriminal
(SKCK), dan perizinan lain. Jadi mengurus surat izin tak lagi menghabiskan waktu.
Pengembangan ke depan akan dibuatkan aplikasi untuk layanan darurat. Bantuan ambulans, laporan jalan rusak dan peristiwa bencana. Aplikasi ini memudahkan warga melapor agar cepat tertangani. Lewat aplikasi digital, laporan yang tidak direspons juga akan tercatat.
Total ada 10 Kecamatan di Kabupaten Tabanan. Ditargetkan seluruhnya akan terkoneksi pelayanan publiknya. Semua akan dibuatkan Taman Serasi, persis seperti Kecamatan Kerambitan. Apalagi untuk membuat Taman Serasi tidak terlalu mahal. Mesin dan pembangunan kantornya tiap kecamatan tidak sampai Rp 1 miliar. Tahap awal, diprioritaskan kecamatan yang berpenduduk padat agar pelayanan publiknya cepat.
e-Parkir pertama di Bali
Bukan hanya proses administrasi yang serba elektronik. Sekarang bayar parkir di Tabanan tak lagi repot cari recehan. Sistem sudah dibuat e-Parkir. Hanya butuh satu kartu dalam genggaman, mudah bertransaksinya. Tinggal tap di mesin e-Parkir, masyarakat tak lagi mengeluarkan uang cash. Cara ini sama persis seperti saat nge-tap di gardu tol.
Pelaksanaan e-Parkir telah didukung pihak perbankan sebagai penyedia uang elektronik. Bank Mandiri dengan uang elektronik e-money, Bank Rakyat Indonesia dengan uang elektroniknya Brizzi, Bank Negara Indonesia dengan uang elektroniknya TapCash, Bank Central Asia dengan uang elektroniknya flazz, Bank Tabungan Negara dan Bank BPD Bali.
Mesin-mesin e-Parkir juga akan dipasang di seluruh tempat-tempat wisata di Tabanan. Pasar dan rumah sakit juga akan menjadi prioritas pemasangan mesin e-Parkir. Dengan begitu, pemasukan dari retribusi parkir bisa dikontrol dan terkoneksi.
Sekarang mesin parkir elektronik telah dipasang di beberapa ruas jalan utama di Tabanan. Gajah Mada barat telah terpasang 4 unit, Jalan Gajah Mada timur sebanyak 4 unit, Jalan Gunung Batur 2 unit, Jalan Melati ada 1 unit. Ada juga Jalan M.H Tamrin 4 unit. Total mesin e-Parkir sudah ada 15 unit. Dengan sistem elektronik, pendapatan asli daerah dari retribusi parkir lebih optimal dan meminimalisir potensi pungutan liar.
Inovasi Tabanan tidak berhenti pada e-Parkir. Terobosan lain juga akan dibuat e-Ticketing. Sama halnya e-Parkir. Sistem ini akan dipasang di tempat-tempat wisata. Semua akan berbasis elektronik dan terkoneksi. Apalagi Tabanan memiliki banyak tempat wisata. Yang populer saja ada 20 tempat wisata. Sistem e-Ticketing juga akan memudahkan mengontrol pemasukan dari tarif tiket wisata.
Semua akan digitalkan
Kabupaten Tabanan ke depan punya target besar. Semua sistem pelayanannya akan serba elektronik. Dalam waktu dekat, dokumen-dokumen penting pemerintah daerah akan berbasis digital. Tak perlu lagi repot bongkar dokumen di gudang. Keuntungan digitalisasi dokumen adalah lebih praktis. Dokumen yang dibutuhkan tinggal diunduh di depan layar komputer.
Lebih praktis daripada penyusunan manual yang diikat dan ditumpuk di gudang. Dalam penyelenggaraan pemerintahan juga akan dibuat e-Planning. Sistem ini penting karena terkait pengembangan dari e-Budgeting dan e-Controlling. Perencanaan sangat penting dalam sebuah pemerintahan. Ada yang kurang beres, tinggal cek lewat layar semua bisa terlihat dan tidak akan terlewat.
Fungsi e-Budgeting misalnya. Pakai sistem ini proses anggaran dalam pemerintah bisa transparan sebab sistem keuangannya disimpan secara online. Sistem diterapkan sebagai dokumentasi penyusunan anggaran. Sistem e-Budgeting juga tidak bisa diubah sembarangan di tengah jalan. Pejabat yang punya akses bisa saling pantau. Siapa yang mengubah sembarangan, akan diketahui secara otomatis. Sistem ini bisa membuat anggaran belanja daerah (APBD) aman dari permainan.
Itulah enaknya menggunakan teknologi dalam menyelenggarakan pemerintahan. Dan kehadiran teknologi berbasis digital sudah dimanfaatkan betul Kabupaten Tabanan. Kabupaten berpenduduk setengah juta jiwa itu tak mau kalah dengan kota-kota maju di dunia. Era kemajuan teknologi yang terkoneksi internet dapat memberikan sumbangan besar, terutama membantu para aparatur daerah dalam bekerja, lebih efisien dan cepat.
Bayangkan era sekarang tidak ada digital. Tak ada koneksi antar instansi. Hanya manual seperti pelayanan zaman dulu. Lama dan rumit, itu pasti. Pelayanan publik bukan melayani satu atau dua orang. Tak mungkin berharap cepat menggunakan manual.