"Seluruh proses produksi 'Terrice' hanya menggunakan bahan alami sehingga menghasilkan beras yang 100 persen organik".
Merdeka.com, Tabanan - Beras produk organik lokal kualitas premium siap masuk ke pasar. Beras organik jenis menthik susu produksi petani Bali dengan merek 'Terrice' secara resmi diluncurkan pada 7 Desember 2020 dengan jalur pemasaran melalui sejumlah marketplace terkemuka.
Produk 'Terrice' lahir didasari keinginan untuk mengangkat produk pangan organik lokal dari para petani di seluruh Indonesia. Produk beras organik dari petani di Sangeh, Badung, Bali tersebut adalah hasil kolaborasi antara Bali Sri Organic (BSO), PT Meta Inti Duta, dan perusahaan bisnis inkubasi PT Jagad Raya Samastha (KAYA Strategic).
Dalam skema kerjasama tersebut, PT Meta Inti Duta fokus untuk mendampingi proses produksi dan juga menampung produk dari para petani binaannya. Sementara KAYA Strategic bertugas untuk pengembangan branding dan pemasaran produk-produk mereka. Pada tahap awal, kapasitas produksi ditargetkan bisa mencapai 250 ton per tahunnya dan diproyeksikan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Beras organik jenis menthik susu ini merupakan pilihan tepat untuk menjalankan pola hidup sehat. 'Terrice' adalah beras organik pilihan yang diolah dengan keselarasan antara manusia dengan alam. Proses penanaman dilakukan sesuai dengan adat budaya Bali yang selama ini terbukti menghasilkan panenan terbaik dan berkualitas.
Direktur PT Meta Inti Duta Roni Pramaditia menyatakan rasa syukurnya atas peluncuran produk Terrice yang merupakan karya bersama dengan melibatkan banyak pihak. Peluncuran produk beras organik lokal ini merupakan tonggak penting upaya menyejahterakan petani produk organik di seluruh Indonesia. Khusus untuk komoditas beras, pihaknya sudah melakukan pendampingan sejak tahun 2007 dengan sebaran lebih dari 10 provinsi, mulai dari Aceh Besar sampai Merauke. Selain beras, PT Meta Inti Duta juga mengembangkan produk teh yang memiliki nilai historis yang tinggi karena kelompok usaha PT Meta Inti Duta juga mengelola lahan perkebunan yang pernah dibangun Belanda.
"Seluruh proses produksi 'Terrice' hanya menggunakan bahan alami sehingga menghasilkan beras yang 100 persen organik. Proses penanaman hingga pengolahan 'Terrice' menggunakan konsep zero waste, memastikan produk ini adalah buah keselarasan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta," ujarnya dalam keterangan persnya.
Menurutnya, Terrice sudah bisa didapat dengan mudah di sejumlah marketplace. Informasi mengenai produk beras organic juga dapat diperoleh melalui akun Instagram@terriceorganic dan Facebook terice organic.
Salah satu petani binaan, Wayan Sudiana, mengaku berbahagia dengan masuknya beras terrice ke pasar yang lebih luas. Selama sekitar empat tahun menjadi petani padi organik, Sudiana bersama kelompok taninya sudah merasakan manfaat langsung seperti kesuburan tanah yang tetap terjaga dan keuntungan panenan yang berlipat ketimbang cara bertani sebelumnya.
"Dengan pemasaran yang baik atas produk beras organik ini, kami berharap nasib para petani seperti kami kian membaik," kata Wayan Sudiana.
Sementara itu, Direktur Utama KAYA Strategic Nita Kartikasari berharap masuknya produk 'Terrice' dapat diapresiasi oleh konsumen di Indonesia. Peluncuran resmi 'Terrice' ke pasar adalah upaya konkret untuk menjadikan produk pangan organik Indonesia yang terseleksi dengan baik untuk memiliki daya saing yang tinggi di pasar. Jika selama ini produk organik Indonesia seperti tenggelam digempur merek asing, kini saatnya produk organik lokal juga bisa berjaya di pasar lokal dan bahkan juga internasional.
"Kami ingin muncul brand kebanggaan Indonesia dari hasil bumi dan produksi Indonesia, dengan kualitas bagus, harga yang baik, dan diserap dengan baik oleh pasar. Jika produk dan brand berkembang, maka hajat hidup petani organik Sangeh juga akan turut terangkat," kata Nita.