Merdeka.com, Tabanan - Jelang pagelaran Puncak Karya Agung Pengurip Gumi yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2020, setidaknya telah ada beberapa prosesi ritual yang telah dilakukan serangkaian Karya tersebut, salah satunya ritual Memineh Empehan.

Kegiatan yang dipuput oleh para Sulinggih setempat tersebut dihadiri oleh Sekretaris daerah Kabupaten Tabanan I Gede Susila, Asisten Perekonomian dan Pembangunan AA.Dalem Tresna Ngurah dan Camat Penebel I.G.A. Supartiwi beserta seluruh jajaran panitia Karya Agung Pengurip Gumi 2020.

Kegiatan memineh empehan ini diawali dengan persembahyangan bersama yang dipimpin Sulinggih, guna mendoakan Lembu (sapi putih yang sangat disakralkan) sebelum diambil beberapa unsur lubang pada Lembu untuk piranti upakara. Diantaranya, susu, teteh (air liur), keringat, warih (air kencing) serta bacin (kotoran) lembu itu.

Lembu kemudian diarak (dikawal) mengelilingi seluruh pelataran Pura Luhur Batukau, kemudian semua unsur yang ada pada lubang lembu tersebut diambil. Setelah terkumpul, semua unsure tersebut diproses dan diambil sarinya. Air perasan pertama atau air dari proses pertama akan dipergunakan untuk membuat minyak yang nantinya dipergunakan sebagai sarana upakara berupa Banten Catur.

Ritual memineh empehan ini yang katanya memiliki arti membuat minyak dari susu sapi khusus yang sangat disakralkan, yang nantinya dipergunakan sebagai sarana upakara Banter Catur. Banter Catur tersebut merupakan banten yang memiliki tingkatan pertama (utamaning utama) dalam suatu upacara Yadnya.

Kegiatan memineh empehan ini berjalan dengan khidmat dan lancar. Hasil dari ritual ini, selain digunakan sebagai bahan utama untuk Banten Catur, minyak ini nantinya juga akan dipakai untuk menyucikan Catur saat Puncak Karya Pengurip Gumi 20 Februari 2020.