"Sebagai ajang silaturahmi serta ajang pelestarian kearifan lokal masyarakat Bali".
Merdeka.com, Tabanan - 708 layangan tradisional Bali yang terdiri dari 3 jenis layangan, yakni Bebean, Pecukan dan Janggan dari ratusan rare anggon (sekaa layangan) semarakan pagelaran 'Buduh Kite Festival II' yang diselenggarakan oleh masyarakat Banjar Adat Wanasara, Tabanan, Minggu(12/8).
Bertempat di area persawahan Banjar Adat Wanasara sebelah utara rumah dinas Pemkab Tabanan, acara tersebut dibuka oleh Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, ditandai dengan nunjuk layangan (Menaikan Layangan) ikut-ikutn oleh orang nomer dua di Tabanan itu.
Lomba layangan yang bertujuan untuk ajang silaturahmi, perayaan hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 dan juga arena penggalian dana untuk pembangunan Parahyangan (Pura Dalem Wanasara) itu juga dihadiri Anggota DPR-RI I Made Urip, Anggota DPR-D Tabanan I Made Dirga, Camat, Perbekel serta tokoh masyarakat dan adat setempat.
Sebelum menaikan layangan, Wabup yang merupakan alumni SMA TP-45 Tabanan tersebut mengatakan, kegiatan ini sangat luar biasa. Buduh Kite Festival II ini juga dikatakannya melebihi festival-festival layangan sebelumnya yang pernah terselenggara di Bali. Karena diikuti sekaa layangan di seluruh Kabupaten di Bali dan begitu semarak.
"Saya selaku wakil pemerintah sangat mengapresiasi Buduh Kite Festival II ini. Sangat luar biasa. Karena bukan hanya sekedar sebagai arena penggalian dana, tapi juga sebagai ajang silaturahmi serta ajang pelestarian kearifan lokal masyarakat Bali. Dan ini patut kita banggakan. Selamat datang di Tabanan," kata Wabup yang akrab disapa Komang Sanjaya itu.
Wabup menambahkan bahwa pemerintah akan selalu mendukung dan mengawal kegiatan masyarakat yang bersifat positif. Apalagi ini merupakan ajang penggalian dana untuk pembangunan Parahyangan yakni Pura Dalem Wanasara.
"Pemerintah akan selalu siap mengawal pembangunan di masyarakat Wanasara. Apalagi ini kegiatan yang sangat bermanfaat, yakni sebagai wadah pelestarian kearifan lokal juga seni, adat dan Budaya kita di Bali," tukasnya.
"Mari, nikmati hari minggu ini dengan meliang-liang (dengan bahagia) , pakedek-pakenyum (gembira). Dan semoga semua yang hadir disini, baik sekaa layangan, penonton dan Masyarakat Wanasara semua berbahagia," dia menambahkan.